Putar-Putar Payung


Menahan sinar matahari. Itulah kegunaan payung pada awalnya. Payung dipakai oleh bangsa Mesir, Suria, Yunani, dan Cina sejak 4.000 tahun yang lalu. Dulu, payung jadi tanda kehormatan bagi pemakainya. Tidak sembarang orang bisa memakai payung. Di Timur Jauh, hanya keluarga kerajaan dan pejabat tinggi saja yang boleh memakai payung.

Ada ahli sejarah mengatakan bahwa bangsa Romawi yang pertama kali menggunakan payung untuk melindungi diri dari hujan. Mereka melapisi kertas payung dengan minyak dan lilin untuk menahan air hujan. Namun ada juga penemuan yang menunjukkan bahwa bangsa Cina-lah yang pertama kali memakai payung saat hujan.

Banyak yang berpendapat, pada abad pertengahan di Eropa, orang lebih suka kulitnya basah terguyur hujan! Jadi, pada masa itu hampir tak ada yang menggunakan payung di Eropa. Baru pada abad ke enam belas, payung digunakan di Italia. Bagaimana di Indonesia? Sampai tahun 1960an, payung di Indonesia masih dibuat dari bahan kertas. Daerah penghasil payung kertas yang terkenal di Indonesia yaitu Tasikmalaya!

Umbrella. Itu bahasa Inggrisnya payung. Ada cerita unik tentang payung di Inggris. Dahulu, lelaki tidak mau membawa payung karena merasa gengsi atau malu. Tapi, ada seorang petualang di London yang berani memakai payung di depan umum. Namanya Pak Jonas Hanway. Akhirnya, payung pun menjadi sesuatu yang biasa dibawa oleh semua orang, tidak peduli lelaki atau perempuan.