Puisi: Benarkah yang Terbaik?


Mungkin ada seribu orang di kota ini
Pengemis, polisi, anak sekolah
Pegawai, tukang buah dan preman,
Berdesakan, berpeluh di terik panas
Suara mereka terdengar
Riuh, bergurau, melempar canda


Dalam diamku
Kulempar jauh pandang
Menatapi satu-satu raut wajah mereka
Diantara keterjepitan sandang, pangan, dan papan
Mereka masih berpikir
Tersenyum

Mentertawakan nasib sendiri

Kecewa
Itulah yang ada di dada mereka
Merasa perhatian tak ditumpahkan
Kemanakah janji-janji manis itu?

Dalam diamku
Aku berpikir
Mereka tak lagi bisa menunggu
Apa yang mereka inginkan?
Wewenang
Mereka ingin lepas
Bebas
Bebas beraspirasi
Bebas berprakarsa sendiri

Satu kata yang mereka inginkan
Untuk daerahnya
Untuk kotanya
Untuk kesejahteraannya
Ya, satu
Pemekaran

Ah.......
Itulah yang disebut puncak pencapaian?
Semudah itukah?

Badan-badan bimbang
Pertimbangan itu membuat gelisah
Patutkah mereka berotonom sendiri?
Tidakkah mereka melihat dampaknya?
Buruk, bertambah puruk
Tidak lebih dari yang mereka bayangkan
Semudah itukah?

Tersinggung

Lantas berkelahi
Beringas dan menikam
Anarkis
Bulanan massa dimana-mana
Merajalela
Menduduki jalanan
Terlentang
Berhamburan layak binatang jalang

Pada akhirnya
Percekcokan terjadi
Perpecahan dan kesenjangan
Itukkah yang disebut solusi?

Pidato: Peduli Coral


Assalamualaikum. Wr. Wb
Selamat pagi para hadirin. Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati Bapak Muliadi Tarigan, S Pd, serta teman-teman yang cintai dan saya banggakan, Labschool!

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada kesempatan ini dalam pidato pembukaan yang membahas tentang lingkungan kita.

Baru-baru ini, tepatnya Jum’at, 15 Mei 2009 lalu Bapak Presiden Republik Indonesia telah membuka konferensi bertaraf Internasional dengan sejumlah pimpinan-pimpinan di dunia dalam acara World Ocean Conference 2009 yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara. Konferensi tersebut salah satunya membahas tentang gagasan-gagasan dan usulan Presiden RI untuk membentuk Coral Triangle Initiative on Coral Reef atau sering disingkat dengan CTI.

Coral Triangle adalah sebuah “daratan” membentang mulai dari Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua, New Guinea, Kepulauan Salomon, Timor Leste. Bentangan seluas 5,7 juta kilometer persegi ini membentuk segitiga karena itulah disebut Coral Triangle. Coral Triangle sangat special karena kaya dengan beragam makhluk hidup. Mulai dari ikan sampai dengan tumbuhan. Lebih dari 75% jenis Coral di dunia berada di kawasan ini. Selain itu sekitar 3.000 jenis spesies hidup di tempat ini. Di Coral Triangle ini pula terletak hutan bakau terluas di dunia. Tidak heran jika kawasan ini menjadi tempat favorite bagi ikan untuk berkembang biak. Lebih jauh dari itu, kawasan Coral Triangle juga menopang hajat hidup orang banyak. Tak kurang dari 120 juta orang bergantung pada Coral Triangle. Dan tentunya dunia luas juga memetik manfaat dari terawatnya kawasan ini. Sumbangan konkritnya adalah memberikan mata pencaharian dan sumber bahan makanan yang aman, tempat berkembang biaknya ikan tuna yang menyumbang miliaran dolar pada industri perikanan.

Kita telah mngetahui peran atau bagaimana coral itu berperan dalam kehidupan kita. Semakin jelas pula alasan kita untuk peduli akan kelestarian dari coral itu sendiri. Terumbu Karang (Coral Reef) tak hanya sedap dipandang. Meskipun hanya berupa gundukan berwarna-warni, perannya ternyata sangat besar bagi kelangsungan alam semesta.

Ada beberapa alasan mengapa kita harus peduli dengan perkembangan Coral Triangle. Pertama, Coral menjadi penyumbang besar dibidang kesehatan karena jadi tempat hidup lebih sejuta makhluk air dan sumber penelitian obat-obat baru. Beberapa obat yang amat berguna bagi manusia dikembangkan dari organisme yang hidup di Coral. Seperti untuk perawatan penyakit kardiovaskular, leukemia, kanker kulit, dan lainnya.

Kedua, Coral jadi satu-satunya tempat hidup berbagai makhluk laut. Artinya, kalau Coral sampai musnah, banyak biota laut yang ikut punah karena tak bisa hidup di tempat lainnya. Coral tersebut yang usianya telah mencapai lebih dari 240.000.000 tahun, membuatnya jadi ekosistem paling kompleks di muka bumi ini.

Ketiga, Coral bernilai ekonomis sangat tinggi. Bila dihitung secara kasar, nilai ekonominya bisa mencapai US$ 375 miliar, baik itu didapatkan dari ikan atau pariwisata.

Keempat, Coral juga berfungsi sebagai pelindung karena bisa menjadi benteng bagi ombak yang datang. Bila tak ada Coral, bisa dipastikan banyak bangunan dan pemukiman rentan karena hempasan gelombang badai. Lihat saja saat Maladewa membangun dinding pelindung, biayanya mencapai US$ 10 juta dolar per kilometer. Itu sebabnya, merawat terumbu karang juga berarti penghematan.

Para hadirin yang saya hormati dan saya cintai, kita sadar dengan ancaman yang telah menimpa kelangsungan terumbu karang, terlebih para ahli laut telah memperingatkan bahwa terumbu karang di dunia akan punah dan hancur pada 2050 bila tidak segera dilakukan langkah konkrit. Satu catatan yang tak kalah penting, Indonesia memiliki peran besar dalam pembenahan kondisi Coral dunia karena ada 33. 150 kilometer persegi dari total 51.000 kilometer persegi total Coral yang berada dalam kondisi kritis. Maka marilah kita peduli akan kelestarian terumbu karang dengan tidak pernah mencemarinya dengan bahan kimia yang berbahaya maupun melakukan hal-hal lain yang dapat membahayakan biota laut selain terumbu karang seperti dengan menangkap ikan menggunakan bahan kimia dan menangkap ikan menggunakan pukat harimau.

Karena pada dasarnya itu semua kembali pada diri kita masing-masing. Jika kita mempunyai kesadaran dan kemauan maka sesungguhnya jalan itu selalu ada untuk menjadi lebih baik.

Demikian pidato dari saya, terima kasih atas perhatian hadirin. Semoga dapat memotivasi dan memberikan kesadaran bagi kita untuk lebih peduli akan terumbu karang dan juga lingkungan. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tips Mengarang: Kata-kata khas

Kata-kata khas


Kadang, sebuah kata dalam puisi dapat menyihir pembacanya sampai takjub. Misalnya kata ”termangu”. Termangu adalah salah satu contoh kata-akata khas.

Betul sekali, banyak puisi yang menggunakan kata-kata khas. Selain ”termangi”, banyak penyair yang menggunakan kata ”kerdip”, ”kelam sunyi”, ”ricik”. Namun mereka tidak selalu menggunakan kata-kata khas puisi, karena akan membuat kualitas puisi tersebut menjadi gelap, atau sulit dimengerti.

Kini, banyak penyair yang menggunakan kata-kata sehari-hari dalam puisinya. Namun apabila dilihat isinya, tentu luar biasa.

Contoh puisi yang menggunakan kata-kata sehari adalah Perahu Kertas karya Sarpadi Joko Damono.

Perahu Kertas

Waktu masih kanak-kanak

Kau membuat perahu kertas

Dan kau layarkan di tepi kali,

Alirnya sangat

Tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan

Tips Mengarang: Kiasan dan Lambang-Lambang

Kiasan dan Lambang-Lambang


Dalam berpuisi, penyair menggunakan makna-makna kiasan dalam puisinya. Selain makna kiasan, lambang-lambang juga sering digunakan. Contohnya adalah penggunaan jenis warna. Perhatikan petikan puisi Balada Sumirah!

Bulan keramik putih tanpa darah

Warna jingga adalah mata Samijo

Menatap ia, menatap amat tajamnya

Padamkan jingga apimu. Padamkan!

Demi selaput sutraku putih

Padamkan!

Warna jingga di puisi tersebut berarti menggambarkan kedendaman. Warna bisa memiliki macam-macam makna sesuai dengan kalimat sebelum atau sesudahnya. Contoh lain adalah warna biru. Bitu kerap diartikan sedih, tapi ada juga yang mengartikan persahabatan. Putih bisa berarti suci, atau kematian.

Tips Mengarang: Menampilkan Dialog

Menampilkan Dialog


”Siapa yang mengambil bukuku? Kamu ya?” tuduh Wirya.

”Jangan sembarang nuduh kamu!” elak Omit.

”Pasti kamu!”

”Bukan!”

Sering melihat petikan percakapan seperti itu di dalam cerpen bukan? Itulah yang disebut dialog. Dialog dalam karangan sangat menghidupkan cerita. Sebuah cerita yang tanpa dialog akan membuat lelah pembaca saat membacanya. Lalu, apa saja yang bisa kita persiapkan untuk membuat dialog yang cocok untuk karang kita? Simak tips-tipsnya!

  1. Biasakan mengingat percakapan orang lain, kalau perlu mencatat kalimat0kalimat yang bagus atau enak didengar.
  2. Catat kalimat atau percakapan yang menarik di televisi
  3. Bayangkan sesuatu yang dapat membuat kita lebih lancar berdialog. Kegiatan tersebut akan membantu kita untuk menuliskannya dalam bentuk karangan. Misalnya, kita ingat dahulu saat kecil kita sering berdialog dengan boneka, gunakanlah kesempatan itu untuk melancarkan keterampilan berdialog kita.
  4. Berlatihlah menggunakan kata-kata berikut ini untuk mengganti kata ”ia berkata”

1. Ia berseru;

2. Ibu bertanya;

3. Ayah menukas;

4. Adik menyela;

5. Dian memotong pembicaraan;

6. Adik berkilah

Pentas Bahasa: Kapan ”di” Dipisah, Kapan Disambung?

”Di” sebagai awalan, yang diikuti kata kerja, tentu saja ditulis serangkai atau disambung.

Sedangkan ”di” sebagai kata depan ditulis terpisah. Contoh: Di sana, di istana. Adakah cara lain untuk membedakannya? Ada. Cobalah buat lawan kata dari kata tersebut. Bila ada, itu pasti awalan. Contoh: ”Dipukul lawannya memukul. Itu adalah contoh awalan yang harus disambung.

Pentas Bahasa: Awalan Ber

Awalan Ber


Perhatikan kalimat-kalimat berikut, ”Aku belajar” , ”Dita bermain” , ”Mereka bergembira”. Coba cermati apa yang hebat dari kalimat tersebut. Perhatikan, tanpa ada objek penderita seperti ”bola” atau ”matematika”, kalimat-kalimat tersebut sudah cukup jelas buat kita. Kalimat yang tak begitu membutuhkan objek penderita sering disebut Kalimat Intransitif. Itulah fungsi dari awalan ber, membentuk kata kerja intransitif.

Awalan ”ber” terdiri dari 3 macam, yaitu ”be”, ”bel”, dan ”ber”.

- Awalan ”ber” berubah manjadi ”be” apabila bertemu dengan kata-kata yang diawali oleh huruf ”r” atay suku kata pertamanya berakhir dengan ”er”.

Contoh:

1. ”ber”+”rasa” menjadi ”berasa”

”ber”+”roda” menjadi ”beroda”

2. ”ber”+”serta” menjadi ”beserta”

”ber”+”kerja” menjadi ”bekerja”

- Awalan ”ber” berubah menjadi ”bel” apabila bertemu dengan kata ”ajar”.

Contoh:

”ber”+”ajar” menjadi ”belajar”

- Awalan ”ber” tetap apabila bertemu dengan kata-kata selain kata-kata di atas.

Contoh:

”ber”+”bentuk” menjadi ”berbentuk”

”ber”+”duka” menjadi ”berduka”

Pentas Bahasa: Terampil atau Trampil?

Terampil atau Trampil?

Kata yang betul adalah terampil. Bila ada 2 konsonan (huruf mati) yang berdempetan pada suku kata pertama sebuah kata, kita perlu menambahkan huruf e (e pepet). Pengecualinnya adalah kata yang berasal dari serapan bahasa asing atau nama. Maka yang betul adalah Prancis, bukan Perancis. Spanyol, bukan Sepanyol. Untuk kata ”putra”, karena ia berada bukan pada suku kata pertama, maka tidak perlu ”e pepet” atau menjadi ”putera”.

Pentas Bahasa : Tanda Koma Membuat Kita tak Lelah

Bayangkan kalimat panjang tanpa tanda koma. Wah, pasti cenderung membaca tanpa henti. Itulah gunanya tanda koma, kita bisa berhenti sesaat untuk menarik napas atau mengatur irama tulisan. Tanda koma biasa dipakai di antara kata-kata dalam suatu perincian. Contoh: Puss Bersepatu Bot menangkap burung, kelinci, dan ayam. Tanda koma juga dipakai untuk memisahkan kalimat langsung dari bagian kalimat lainnya. Contoh: ...dengan teriakan, ”Hidup bangsawan..

Mata hewan Nokturnal






Kucing memiliki Tapetum Lucidum. Letaknya di bagian belakang tiap matanya. Tapetum Lucidum adalah organ tubuh yang mirip cermin. Organ ini dapat memantulkan cahaya, sehingga membantu kucing untuk melihat dalam gelap.
Selain itu, tapetum lucidum membuat mata kucing menyala. Kalau ada cahaya yang mengenai mata kucing di saat gelap atau malam hari, maka mata kucing akan menyala.
Tidak hanya kucing yang memiliki tapetum lucidum. Hewan-hewan lain juga memiliki organ tersebut. Terutama, hewan-hewan nokturnal atau hewan yang mencari makan di malam hari. Misalnya, lumba-lumba hidung botol, anjng, dan kelelawar.