Cerita Pendek


Pak Tobi gembira. Panen padinya musim ini lebih banyak dari musim sebelumnya. Ia lalu membagi sekarung beras untuk Ibu Tiwi, tetangganya.

"Terima kasih, Pak Tobi. Tapi saya tak punya apa-apa untuk membalasnya," ujar Ibu Tiwi.

"Tidak apa-apa, Ibu Tiwi. Tuhan yang akan membalasnya," ujar Pak Tobi. Ia lalu pamit, pergi ke sawah.

Ibu Tiwi gembira sekali mendapat beras. Ia memang sedang tidak punya makanan. Segera saja, ia memasak beras itu. Untung ia punya banyak kayu bakar. Setelah nasi matang, anak-anaknya makan dengan lahap. Ibu Tiwi lalu pergi membawa sebakul nasi. Ia akan memberikannya pada Ibu Tika, sahabatnya.

"Wah, nasi hangat ini paling cocok jika dinikmati dengan tumis kacang panjang!" seru Ibu Tika gembira. Ia lalu memetik kacang panjang dari kebunnya. Sebagian ia berikan untuk Ibu Tiwi, sebagian agi ia masak sendiri.

"Nasi dan tumis kacang panjang ini terlalu banyak jika kumakan sendiri. Lebih baik, kuantar saja sebagian untuk Kakek Timo," gumam Ibu Tika. Ia lalu pergi menuju rumah Kakek Timo, di seberang sungai.




"Wah, nasi hangat dan tumis kacang panjang! Ini makanan kesukaanku. Cuci mulutnya, pakai buah duku. Bawalah sekeranjang untukmu, Ibu Tika." ujar Kakek Timo yang mempunyai kebun buah-buahan.

"Hmm, nasi hangat, tumis kacang panjang, dan buah duku. Paling enak jika dinikmati bersama anakku!" gumam Kakek Timo. Ia lalu pergi menuju rumah anaknya.

"Nasi hangat dan tumis kacang panjang. Sarapan yang nikmat, Ayah. Setelah makan buah duku, jangan lupa minum susu!" ujar Tora, anak Kakek Timo yang bekerja sebagai pemerah susu.
"Sekarang aku pamit dulu. Aku mau ke kota untuk menjual susu. Sampai jumpa sore nanti, Ayah!" Tora pergi ke kota sambil mengayuh sepedanya.
Di sawah, tampak Pak Tobi sedang mengelus perutnya.
"Hari sudah siang. Perutku lapar sekali. Tetapi kayu bakarku belum juga kering. Andai saja kemarin tak kehujanan, pagi ini pasti aku pasti sudah makan," keluh Pak Tobi.
Saat sedang termenung, tiba-tiba Pak Tobi mendengar suara memanggilnya. Ternyata Tora, keponakannya, singgah dulu sebelum pergi ke kota membawa susu.
"Paman, kubawakan nasi hangat, tumis kacang panjang, duku, dan segelas susu. Selamat makan ya, Paman!"
Pak Tobi gembira sekali. "Terima kasih, Tuhan!" gumamnya. Pak Tobi lalu melahap makanan-makanan itu.